Senin, 23 Maret 2015


SUATU SAAT NANTI

Terhadap segala sesuatu yang masih mengendap dalam hati, Bersabarlah... karna Allah senantiasa bersama dan menjaga...
Suatu saat nanti...
Kita akan sama-sama tau
Tentang apa yang sudah di Kuasakan
Kita akan sama-sama tau
Tentang suatu hal yg kita anggap kejam
Kita akan sama-sama tau
Tentang sesuatu yang kita anggap tidak ada keadilannya
Suatu saat nanti...
Kita pasti akan menyadari sesuatu
Mengapa cinta begitu sia-sia?
Mengapa pada akhirnya kita harus berpisah?
Mengapa kita mampu menyerah atas segala masalah?
Suatu saat nanti...
Kita akan sama-sama tau tentang air mata ini
Mengapa dia selalu mengalir?
Mengapa dia yang selalu menemani?
Mengapa dia yang selalu hadir?
Dan...
Suatu saat nanti...
Kita akan saling mengenang
Tanpa air mata
Karena disaat itu
Kita akan tau
Jika pada akhirnya...
Hanya takdir Tuhanlah yang Mutlak dari segala nya...


23 Maret 2015...

Jumat, 06 Maret 2015

Kisah yang membuat saya terkesima dan mengalirkan keyakinan saya...

Mari kita simak ...

Cita - cita menjadi dokter tidak ter capai,
setelah beberapa kali gagal masuk FK.

Sejak kecil ia bercita - cita menjadi dokter. Seperti juga keinginan saudar kembarnya. Dua saudar kembar dengan cita - cita yang sama.
   Cita-citanya kandas, tatkala ia tak di terima di fakultas kedokteran, baik di Universitas Airlangga maupun Universitas Indonesia. Sementara kembarannya di terima di kedokteran dan kakanya masuk Akabri.
   Padahal prestasi belajarnya selama ini juga tidak mengecewakan,
pemuda ini memendam kekecewaan yang begitu mendalam.
   " Hidup seperti ini membuat saya sangat tertekan, akhirnya saya memutuskan meninggalkan rumah, dan pergi ke jakarta," tuturnya.
   Subuh, 27 Maret 11970, pemuda kelahiran Klate ini pun nekat minggat ke Jakarta, ia hanya meninggalkan surat kepada ibunya.
   " Waktu baru di Jakarta, saya mulai semuanya dari bawah, ya, saya kerja jadi pembantu rumah tangga, jadi tukang batu, jadi tukang semir sepatu di Blok M. Berat sekali keadaan waktu itu, di bentak-bentak dan di marahi" kenangnya tentan perjalanan hidupnya.
   Hingga suatu ketika, di rumah tempanya menumpang, ia menonton acar yang asuh oleh Bu. Kasur, yang kemudian membawanya ke TK Situ Lembang, Jakpus. Ia diangkat menjadi asisten P. Kasur.
   Sambil bekerja, sekali lagi ia mencoba masuk Fakultas Kedokteran tapi tida di terima. Atas saran P. Kasur ia mendaftar dan di terima di Fakulta Psikologi UI.
 Bagamana nasib pemuda yang tidak berhasil masuk FK tersebut?
Bersama P. Kasur, pemuda ini justru menemukan minta lain di luar kedokteran, yaitu di dunia anak.
   Tanpa di sadari di lembaga pendidikan anak ini, ia bisa menumpahkan "kerinduan" masa kecil, kecintaan pada anak-anak sesuatu kerinduan akan datangnya seorang adik, setelah adiknya yang masih berusia tiga tahun meninggal dunia.
   Pemuda ini adalah Seto Mulyadi yang lebih sering di panggil Kak Seto, tokoh yang kini identik dengan anak-anak- dan pendidikan anak-anak.
   Namanya mulai dikenal saat mengasuh acara Aneka Ria Taman Kanak-Kanak di TVRI, bersama Henny Purwonegoro.
   Kak Seto mendongeng, belajar sambil bernyanyi, bermain sulap dengan anak-anak.
   Kecintaannya terhadap dunia anak, yang di dukung prestasi akademiknya di bidang Psikologi anak, membuat namanya semakin berkirbar dan di hormati di dunia Pendidikan Anak.
  Kini ia menjadi tokoh pemerhati anak yang di segani, Ketua Komnas HAM perlindungan anak, dan doktor di bidang Psikologi anak.

*sumber buku : No Excuses oleh Isa Alamsyah.




Senin, 02 Maret 2015

Percayalah...

Tenanglah...
aku disini
Tenanglah...
aku disisi
Tenanglah...
aku untukmu

Tersenyumlah...
Lupakan air mata
Tersenyumlah...
Genggam bahagia
Tersenyumlah...
Hempaskan duka

Allah selalu mempunyai rencana indah
untuk apa bersedih hati...

Percayalah.